Sumber: Instagram @manchesterunited
SABANEWSID.com – Manchester United kembali mengantongi hasil buruk di ajang Liga Champions. Pada Rabu (4/10/2023) dini hari tadi, klub berjuluk the Red Devils tersebut menjamu Galatasaray di Old Trafford dan keluar dengan wajah lesu.
Sejatinya, Manchester United bisa keluar sebagai pemenang. Sebab mereka sempat unggul lebih dulu dua kali selama laga berlangsung. Pertama pada menit ke-17 saat sang penyerang, Rasmus Hojlund, mencetak gol.
Skor berhasil disamakan oleh Galatasaray enam menit setelahnya berkat aksi Wilfried Zaha. Setelah itu, untuk kedua kalinya Manchester United berada di posisi unggul setelah Hojlund membukukan gol lagi pada menit ke-67.
Pertandingan berubah menjadi mimpi buruk dimulai pada menit ke-71, di mana Muhammad Karem Akturkoglu mengantongi gol kedua Galatasaray. Situasi memburuk dengan kartu merah yang diterima Casemiro dan gol ketiga tim tamu dari Mauro Icardi.
Jika dilihat sekilas, Casemiro cukup pantas menjadi kambing hitam kekalahan karena membuat Manchester United harus bermain dengan 10 orang. Namun publik justru mengarahkan pandangannya kepada sang kiper, Andre Onana.
Baca juga: Sejarah Terulang, Ten Hag Catat Rekor yang Buat Solskjaer Dipecat Man United
Tidak heran jika demikian. Sebab penampilan Onana di bawah mistar gawang tidak begitu meyakinkan. Onana bertanggung jawab atas kartu merah Casemiro lantaran memberikan bola ke pemain lawan.
Pada musim ini, Onana baru mencatatkan tiga clean sheet dan sudah kebobolan 18 gol. Bukan catatan apik untuk seseorang yang menggantikan David de Gea. Sehingga tidak heran kalau publik mulai meragukan kualitasnya.
Namun Erik ten Hag selaku pelatih Manchester United tetap melindungi anak asuhnya, yang juga pernah bekerja sama dengan dirinya di Ajax Amsterdam. Ten Hag juga berjanji akan menyemangati sang kiper agar bisa tampil apik lagi.
“Saya harus berbicara dengan beberapa pemain, dan Andre tentu saja. Saya akan menyemangati dan mendukung dia. Dia adalah kiper hebat. Kami harus melihat ke depan,” kata pelatih asal Belanda tersebut usai pertandingan.
“Kesalahan mental yang kami lakukan, anda tidak boleh membiarkan mereka pada level ini. Anda harus dihukum. Ini sungguh sulit untuk dikontrol.”
“Kami semua terlibat bersama dalam hal ini. Kami unggul dua kali dan memegang kendali permainan. Kami bersama-sama mengharapkan yang lebih,” pungkasnya.
(Metro Sports)