Sumber: Reuters/Carl Recine
SABANEWSID.com – Sarina Wiegman berpendapat “hanya masalah waktu” sebelum pelatih wanita menangani tim profesional pria di Inggris.
Manajer wanita berkiprah di kompetisi kasta tertinggi di setiap negara bukanlah hal yang aneh. Namun hanya Hannah Dingley yang pernah memimpin tim Inggris ketika dia ditugaskan untuk menangani tim League Two Forest Green Rovers untuk sementara pada Juli 2023.
Wiegman menunjuk industri lain di mana perempuan mempunyai posisi tinggi dan yakin keseimbangan antara pelatih sepak bola pria dan wanita di Inggris pada akhirnya akan sampai di level yang sama.
“Saya pikir itu akan terjadi, saya tidak yakin berapa lama waktu yang dibutuhkan, tapi saya pikir itu akan bagus,” kata Wiegman kepada BBC Sport.
“Saya pikir ini hanya masalah waktu dan itu seiring dengan perkembangan permainan. Perempuan ada dimana-mana, perempuan adalah kepala negara dan juga dalam dunia bisnis. Keseimbangan perempuan dalam jabatan-jabatan tinggi, yang seharusnya sedikit lebih seimbang antara laki-laki dan perempuan.
“Dalam sepak bola, kami tidak terbiasa jika perempuan melatih laki-laki di level tertinggi.”
Pelatih perempuan jauh lebih lazim dalam permainan perempuan. Lima dari 12 tim di Liga Super Wanita memiliki manajer perempuan, namun Wiegman mengatakan masih banyak yang harus dilakukan untuk mendorong perempuan memasuki dunia sepak bola.
“Saya pikir Anda harus memiliki proyek yang memberikan perhatian ekstra. Kami membutuhkan lebih banyak perempuan di sepak bola, jadi Anda harus melakukan hal-hal ekstra,” tambah Wiegman.
“Apa yang dilakukan FA sekarang dengan para pelatih yang datang ke lingkungan kami dan melakukan eksplorasi diharapkan agar mereka terinspirasi dan ingin bertahan dalam permainan. Kita harus membantu dan menyemangati mereka.”
Baca juga: Sumbang Assist Buat Bukayo Saka, Gabriel Martinelli: Dia Harus Traktir Saya
Wiegman mengambil alih Lionesses pada tahun 2021 dan membawa mereka meraih gelar Kejuaraan Eropa yang menginspirasi pada tahun 2022.
Wanita Belanda itu kemudian membawa Inggris ke final Piala Dunia Wanita awal tahun ini sebelum kalah 1-0 dari Spanyol.
Begitu besar pengaruhnya hingga ada pembicaraan bahwa dia bisa menggantikan Gareth Southgate sebagai manajer tim putra Inggris, tapi hal itu tidak ada dalam radarnya saat ini.
“Pikiran saya sekarang sama sekali bukan pada sepak bola putra, pikiran saya tertuju pada permainan putri dan apa yang bisa kami lakukan,” lanjutnya.
“Saya sangat mencintai pekerjaan saya untuk FA dan Inggris. Ini adalah level tertinggi, saya bekerja dengan pemain kelas dunia, dalam fasilitas dan keahlian terbaik di sekitar saya untuk mendapatkan dukungan. Saya sangat menikmatinya.”