Sumber: Liselotte Sabroe/Ritzau Scanpix via REUTERS
SABANEWSID.com – Rasmus Højlund mengaku “kesal dan frustrasi” dengan kegagalan Manchester United meraih kemenangan setelah timnya kembali kalah di laga Liga Champions Kamis (9/11) dinihari tadi.
Hojlund sendiri mencetak dua gol di laga melawan FC Copenhagen dan membawa Manchester United memimpin 2-0. Namun keunggulan tersebut gagal bertahan hingga akhir laga dengan skor akhir menjadi 4-3 untuk kemenangan tim asal Denmark itu.
Højlund, yang direkrut musim panas lalu dengan nilai transfer sebesar £72 juta ($88 juta) dari Atalanta, menjadi pencetak gol terbanyak bersama bersama pemain Atletico Madrid Álvaro Morata dengan lima gol. Namun seluruh gol Højlund terjadi dalam kekalahan United di Grup A dan mereka kini berada di posisi terbawah klasemen dengan dua pertandingan tersisa untuk dimainkan.
“Ini menjengkelkan dan membuat frustrasi,” kata Højlund setelah pertandingan.
“Tetapi saya tidak bisa berbuat banyak mengenai hal itu. Begitulah sepak bola. Kami memerlukan sedikit keberuntungan saat ini. Kami melewatkan hal-hal kecil.”
United kini telah kalah 9 dari 17 pertandingan di semua kompetisi musim ini dan harus memenangkan sisa pertandingan grup melawan Galatasaray dan Bayern Munich untuk bisa lolos ke fase gugur Liga Champions, atau setidaknya bisa berlaga di Liga Europa.
Baca juga: Manchester United Tak Bisa Pecat Erik Ten Hag, Alasannya?
Jika gagal, tekanan terhadap pelatih Erik Ten Hag bakal meningkat. Namun Højlund mengatakan para pemain masih mendukung manajer mereka untuk bertahan di kursinya.
“Dia adalah pelatih yang sangat bagus,” kata Højlund.
“Dia peduli dengan setiap detail, dan dia banyak membantu saya, memberi saya kepercayaan diri dan mendukung saya. Saya pikir setiap pemain di ruang ganti mendukungnya. Saya harap ini hanya masalah waktu saja [sebelum United sukses].
“30 menit pertama adalah salah satu permainan terbaik yang kami mainkan musim ini.
“Saya akan menunjukkan kepercayaan diri pada pertandingan berikutnya, namun ini semua tentang kemenangan dan saya tidak bisa berdiri di sini dengan tangan di atas kepala [artinya bersorak/merayakan] setelah kami baru saja kalah dalam satu pertandingan.”