Sumber: Instagram @judebellingham
SABANEWSID.com – Jude Bellingham tampil bersinar bersama klub barunya di musim ini, Real Madrid. Namun siapa yang menyangka kalau pemain berkebangsaan Inggris tersebut sejatinya pernah tak menyukai sepak bola?
Lahir pada 29 Juni 2003, Bellingham lahir di keluarga berdarah sepak bola. Sang ayah yang bekerja sebagai polisi di West Midland diketahui menyambi sebagai salah satu pencetak gol handal di kelas amatir.
Bellingham kemudian meniti karir sebagai pesepakbola ketika usianya masih delapan tahun bersama Birmingham City. Karir terus menanjak hingga akhirnya mendapatkan kesempatan memperkuat tim senior pada tahun 2019 lalu.
Di Birmingham, Bellingham mendapatkan pengakuan sebagai salah satu talenta muda berbakat. Sejumlah klub papan atas pun mengantri untuk mendapatkan tanda tangannya. Pada akhirnya, di tahun 2020, ia pindah ke Borussia Dortmund.
Bellingham semakin menarik perhatian. Pada bursa transfer musim panas kemarin, ia direkrut Real Madrid dengan mahar mencapai 140 juta euro. Di klub raksasa Spanyol inilah nama Bellingham semakin bersinar di mata dunia.
Baca juga: Bukan Real Madrid Menolak, Tapi Jerome Boateng yang Tidak Mau Bergabung
Karir Bellingham telah melesat jauh dan seperti tak ada jalan untuk putar balik lagi. Tapi siapa yang menyangka kalau Bellingham kecil ternyata tidak menyukai sepak bola? Ia mengungkap fakta tersebut ketika diwawancarai L’Equipe.
“Mulanya saya sama sekali tidak menyukai sepak bola. Jujur akan menjadi hal gila jika hari ini seseorang mengambil sepak bola dari saya, saya akan menggila,” kata sang gelandang dalam wawancara tersebut.
“Ketika saya masih kecil, saya pergi ke sesi latihan dan mendedikasikan diri untuk mencabut rumput, bunga, saya membuat kalung dengan bunga aster untuk diberikan kepada ibu, yang berada di luar lapangan untuk menyaksikan saya.”
Kendati demikian, Bellingham tetap berlatih. Pada akhirnya rasa cinta terhadap sepak bola tumbuh ketika Bellingham menjalani kompetisi. Persaingan dan rasa tak ingin kalah membuatnya jatuh cinta terhadap sepak bola.
“Saya selalu kompetitif, bahkan ketika bermain. Dan ketika saya tumbuh, saya memiliki masalah karena ketika saya kalah, saya akan sangat marah. Saya bahkan menolak salaman dengan lawan.”
“Dari situ saya belajar bahwa anda harus menghormati orang lain, tapi di atas segalanya kompetisi yang membuat saya jadi cinta olahraga ini.”
Kini Bellingham memiliki pandangan yang berbeda terhadap sepak bola. Baginya, sepak bola adalah sebuah tantangan yang harus dihadapi setiap harinya. Dan sepak bola membuat dirinya bisa memberikan yang terbaik di setiap momen.
“Saya selalu melihat sepak bola sebagai sesuatu yang harus dihadapi setiap hari. Ada beberapa orang yang menentukan tujuan spesifik untuk dirinya sendiri tapki saya selalu berpikir bahwa setiap hari, anda harus memberikan yang terbaik.”
“Jika dulu ada orang yang memberitahu bahwa saya akan menghabiskan tiga tahun di Jerman, kemudian pindah ke Spanyol tanpa pernah bermain di Premier League, saya akan terkejut. Jujur saja,” tandasnya.
(Marca)