Sumber: Instagram @psg
SABANEWSID.com – Luis Enrique selaku pelatih PSG tampak kecewa dengan hasil yang diterima kala bertandang ke markas AC Milan dalam laga fase grup Liga Champions hari Rabu (8/11/2023). Ia melihat para pemainnya seperti bermain tenis ketimbang sepak bola.
Duel kontra AC Milan berlangsung ketat di Stadio San Siro. PSG datang dengan modal positif, yakni kemenangan pada pertemuan pertama dengan skor 3-0. Sudah jelas, PSG jauh lebih diunggulkan ketimbang tuan rumah.
Aroma kemenangan tercium ketika pertandingan baru berjalan sembilan menit. Bek PSG, Milan Skriniar, sukses menceploskan bola ke gawang yang dikawal Mike Maignan. Sayang aroma kemenangan itu terhapus dengan cepat.
Tiga menit setelah mencetak gol, gawang PSG yang dijaga Gianluigi Donnarumma kebobolan oleh aksi Rafael Leao dan membuat skor kembali imbang. Olivier Giroud pun menjadi mimpi buruk Les Parisien dengan golnya di menit ke-50.
Hasil ini membuat klasemen Grup F menjadi terlihat menarik. Belum ada tim yang dipastikan melaju ke babak 16 besar. PSG kini sedang menduduki peringkat kedua dengan enam poin, disusul Milan dengan selisih satu angka saja.
Baca juga: Round-Up Liga Champions: Manchester City Lolos Ke 16 Besar
Selepas pertandingan, Luis Enrique memberikan komentarnya terkait performa PSG. Sejatinya, ia suka dengan aksi anak asuhnya di laga tersebut. Hanya saja pada suatu momen, PSG justru membiarkan kesempatan meraih kemenangan hilang.
“Saya menyukai cara kami bermain, karena kami berhasil mencetak gol pertama dan mendapatkan berbagai peluang. Satu-satunya masalah adalah kami membantu pertandingan berubah menjadi gila,” katanya dikutip Football Italia.
“Ini seharusnya menjadi sebuah pertandingan sepak bola, bukan tenis. Permainan berjalan dari ujung ke ujung, serangan melawan serangan. Saya tidak menyukai itu,” lanjut pelatih berkebangsaan Spanyol tersebut.
Permainan berjalan di luar rencana Luis Enrique. Mantan bos Barcelona itu sejatinya menginginkan PSG mengambil kendali permainan meski bermain sebagai tamu. Namun yang terjadi malah permainan yang seimbang.
“Kylian Mbappe memiliki peluang jelas dua atau tiga kali, begitu juga dengan Ousmane Dembele. Setelah mereka unggul, Milan bertahan dan ini menjadi sulit. Ini adalah pertandingan yang seimbang.”
“Saya melihat dua tim yang hampir serupa. Saya lebih suka mengontrol inisiasi, tapi pada akhirnya pertandingan berjalan dari ujung ke ujung,” kata Enrique lagi.
Enrique menutup obrolan dengan komentarnya perihal Grup F yang dianggap sebagai ‘neraka’ oleh publik. Tidak heran jika demikian, sebab Grup F dihuni oleh sejumlah klub papan atas seperti PSG, Borussia Dortmund, AC Milan, dan Newcastle.
“Ini adalah grup kuat yang menyisakan dua pertandingan dan keempat tim masih bisa lolos ke 16 bessar. Ini grup terberat di Liga Champions. Kami menyayangkan, sebab jika menang, kami seharusnya sudah lolos,” pungkasnya.
(Football Italia)